top of page

Ada Apa Dengan Orang Kudus?

  • Writer: DV
    DV
  • May 14, 2019
  • 3 min read

Para Kudus Punya Cerita:

Eksistensi


ree

berdoa kepada orang kudus? Padahal mereka sudah meninggal,”

“Mengapa orang Katolik memperingati hari orang kudus?”

“Mengapa orang Katolik menyembah orang kudus?”


Pertanyaan-pertanyaan ini sering orang-orang tanyakan kepada saya. Yang bertanya pun macam-macam, ada yang Katolik, ada juga yang bukan. Tetapi satu hal yang pasti, dulu saya tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Saya tidak bisa menjelaskan karena saya sendiri pun tidak mengerti, tidak pernah mencari tahu, dan akhirnya lebih memilih untuk diam. Bahkan, pertanyaan-pertanyaan ini pun sempat membuat saya meragukan eksistensi dari para kudus.


Mungkin beberapa dari kita mengalami hal yang sama dan lebih memilih diam karena takut salah. Melalui artikel ini, saya mau mencoba untuk membagikan hasil pencarian saya, semoga bisa membantu kita semua untuk lebih memahami para kudus dan tentunya berbagi dengan yang lain.


Sebelumnya, perlu ditegaskan bahwa orang Katolik tidak menyembah orang kudus, tetapi kita berdoa melalui perantaraan mereka, yang akan menyampaikan doa kita kepada Allah. Memang, para kudus telah meninggal, namun yang mati hanyalah tubuh jasmaninya, sedangkan tubuh rohaninya kembali kepada Allah dan hidup bersama Allah Bapa di Surga. Gereja percaya bahwa saat ini mereka telah berbahagia dan memiliki kehidupan di Surga bersama Allah yang juga adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati (Mrk 12:26-27). Salah satu bukti pernyataan ini adalah saat Yesus berkomunikasi dengan Musa dan Elia yang menampakkan diri di Gunung Tabor. (Mat 17:3; Mrk 9:4). Kejadian itu menunjukkan bahwa meskipun manusia telah mati, sebenarnya mereka masih hidup (Yoh 11:25-26), kematian tidak memisahkan kita dan kita bisa berbicara dengan mereka.


Allah, Pelindung kita, melibatkan para kudusNya untuk melindungi kita dengan doa-doa mereka. Para kudus sudah disatukan dengan Allah dan dapat menyampaikan permohonan-permohonan kita dengan cara yang paling tepat dan pantas kepada Allah. 1 Timotius 2:5 mengatakan bahwa pengantaraan Kristus Yesus adalah sebagai pengantara satu-satunya antara kita dengan Allah. Bagi umat Kristiani, memang Yesus adalah satu-satunya pengantara yang bersifat eksklusif. Namun bagi Gereja Katolik, pengantaraan Kristus bersifat inklusif, melibatkan para kudus dan kawan sekerja Allah.


Alkitab menunjukkan bahwa semua orang kudus adalah kawan sekerja Allah (1 Kor 3:9), maka seorang yang kudus dapat mendoakan sesamanya melalui doa syafaat (1 Tim 2:1). Orang kudus yang dimaksud pada ayat ini, bukanlah orang sempurna yang tanpa cacat, namun manusia biasa yang mengkuduskan hidupnya dan mengabdi kepada Tuhan seperti yang dikehendaki oleh Allah sendiri. Maka, gelar orang kudus tidak terbatas pada orang yang sudah meninggal saja, tetapi dapat diberikan kepada semua orang yang mengabdikan hidupnya untuk Tuhan, baik yang hidup selibat maupun terikat dalam perkawinan (sama seperti saat kita meminta didoakan oleh romo, frater, bruder, suster, keluarga, maupun kerabat kita). Karena Gereja Katolik percaya bahwa "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya," (Yak 5:16), tetapi hal ini tentu harus didukung dengan hidup yang benar-benar kudus di dalam Kristus.


Semua hal di atas sebenarnya memunculkan pertanyaan baru: jika orang kudus masih bergantung pada pengantaraan Yesus, mengapa kita masih berdoa melalui mereka?

Berdoa kepada orang kudus tidak diwajibkan, namun sangat berguna bagi kita untuk menumbuhkan kerendahan hati serta membangun relasi dengan para kudus. Berdoa kepada orang kudus tidak jauh beda dengan meminta sesama kita untuk mendoakan kita. Orang kudus pun dapat diibaratkan layaknya seperti senior kita, yang memberikan teladan bagi kita melalui hidup kudus mereka.


Jadi, penting bagi kita untuk memahami bahwa:

  1. Para kudus tidak mati, melainkan hidup.

  2. Para kudus adalah kawan sekerja Allah yang melindungi dan mendoakan kita.

  3. Berdoa kepada para kudus tidak diwajibkan, namun disarankan agar iman kita dapat terus bertumbuh menuju kekudusan seperti yang Allah sendiri kehendaki.

Kita sebagai bagian dari Gereja Katolik sangat beruntung karena memiliki banyak cara untuk berdoa kepada Allah Bapa. Salah satunya adalah melalui perantaraan orang kudus yang telah lebih dulu bertemu dengan Allah Bapa di Surga. Tentunya lebih banyak lagi yang bisa kita pelajari tentang para kudus.

Siapa sajakah mereka?

Apa yang membuat mereka layak untuk menjadi orang kudus?

Siapa yang menentukan kelayakan itu?

Nantikan artikel Inspiratio berikutnya, Tuhan memberkati!

 
 
 

Comments


© 2019 Panen Inspiratio

bottom of page