top of page

Kebenaran yang Membebaskan

  • Writer: DV
    DV
  • Sep 6, 2019
  • 4 min read

Updated: Sep 9, 2019


ree

Sering kita mendengar istilah YOLO: You Only Live Once, istilah yang sangat populer di kalangan muda. Namun apa sebenarnya makna yang harus kita pahami dari istilah hidup kita yang hanya satu kali? Bagaimana seharusnya kita menggunakan kesempatan yang begitu berharga ini?


Kebanyakan dari kita manusia menyia-nyiakan kesempatan sangat berharga yang Tuhan berikan kepada kita. Sadarkah kita bahwa hidup kita merupakan milik Tuhan seutuhnya? Atau kita masih berpikir bahwa hidup ini milik kita sendiri, dan tidak ada yang dapat ikut campur atas hidup kita?


Sudah tidak asing di telinga kita mengenai cerita Adam dan Hawa, manusia pertama ciptaan Allah yang sekarang kita kenang sebagai leluhur kita, dan bagaimana proses penciptaan dari hari pertama hingga hari ketujuh. Namun pernahkah sedetik saja kita merenungkan proses penciptaan tersebut? Atau hanya asal sekedar tahu saja? Hidup kita, hanya terjadi satu kali, dan itu merupakan milik Tuhan, anugerah dan pemberian dari Allah. Bukankah sudah sepantasnya kita menghayati makna dari kehidupan yang telah Tuhan sendiri berikan kepada kita? Mari kita lihat dalam Alkitab kita di kitab Kejadian:

  • Kejadian 1:26 - “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”

  • Kejadian 2:7 - “ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk hidup”


Dari kitab Kejadian tersebut, sudah seharusnya kita menyadari bahwa Tuhan telah menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaanNya yang serupa dengan Dia dan memiliki otoritas atas semua makhluk hidup di muka bumi. Namun, tanpa disadari, kebaikan dan kemuliaan Tuhan tidak dibalas dan disambut baik oleh manusia, manusia mengecewakan Tuhan dengan ketamakan sendiri. Banyak dari kita manusia yang tidak menyadari bahwa hidup ini milik Tuhan, Ia yang telah menghembuskan nafas hidup, maka Ia juga yang dapat sewaktu-waktu berhenti untuk menghembuskan nafas hidup tersebut.


Tentu kita sering mendengar istilah manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Dibandingkan dengan ciptaan lainnya, misalkan binatang, binatang tidak mempunyai akal budi dan kehendak bebas untuk menentukan pilihan. Berbeda halnya dengan manusia, manusia diberikan akal budi dan kehendak bebas sesuai citra Allah untuk dapat membedakan mana yang baik dan buruk, benar dan salah. Hal tersebut lah yang secara signifikan membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya dan membuat manusia menjadi ciptaan yang paling sempurna. Namun, untuk menentukan hal tersebut tetap lah bergantung pada Sang Pencipta. Manusia tidak dapat menentukan sendiri apa yang baik dan yang jahat (terlepas dari ketentuan Tuhan), karena Tuhan sebagai Sang Pencipta memiliki aturan dan batasanNya sendiri.


Dengan adanya kehendak bebas tersebut juga, Tuhan ingin melihat apakah manusia benar-benar taat dan setia pada Allah, Tuhan memberikan manusia pilihan, pilihan untuk taat atau tidak taat atas perintah yang Tuhan berikan kepada manusia pertama.


Dalam Kejadian 2:16-17, tertulis jelas bahwa manusia telah mengecewakan Allah dan menyakiti hatiNya. Tuhan telah memberikan hak kepada manusia dengan mengizinkan manusia untuk memakan semua buah yang ada di taman tersebut (ayat 16), yang Tuhan minta hanya satu yaitu “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (ayat 17). Mati di sini bukan diartikan secara harafiah, namun mati dalam arti putus hubungan dengan Allah, dan potensi untuk mencapai kesempurnaan kepada Allah pun putus. Manusia yang tadinya diciptakan tak bercacat, tak bercela, dan tak berdosa, akibat sebuah keputusan ceroboh yang diambil, membuat Adam dan Hawa terjerumus ke dalam dosa untuk pertama kalinya. Dan karena pelanggaran yang mereka lakukan, mereka dihukum dengan bekerja untuk suatu masa tertentu untuk memperbaiki alam ciptaan yang telah gagal.


Karena ketamakan dan keangkuhan Adam dan Hawa yang ingin setara dengan Allah, mereka melanggar perintah Allah dan mengecewakan Allah, sehingga memberikan dampak yang sangat besar terhadap manusia. Manusia mengalami yang namanya kehilangan, kehilangan kemuliaan Allah, kehilangan “the gift of integrity” (manusia menjadi dapat merasakan penderitaan dan dapat meninggal), dan yang terakhir, manusia terbelenggu oleh dosa dan kejahatan karena telah kehilangan kemuliaan Allah.


Maka tugas kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling berharga adalah memperbaiki alam ciptaan yang telah gagal, yaitu dengan mengembalikan kemuliaan Allah dalam hidup kita. Namun sayangnya, kemuliaan Allah adalah merahasiakan sesuatu (Amsal 25:2). Karena sifatnya yang rahasia itulah, hanya orang-orang tertentu saja, yang benar-benar sadar bahwa hidupnya adalah milik Allah, dan sungguh-sungguh ingin hidup kembali dari kematian akibat dosa lah yang dapat mengembalikan kemuliaan Allah tersebut. Dan satu yang pasti, Tuhan tidak akan membiarkan kita hidup berjalan tanpa arah, sebenarnya semua telah jelas dinyatakan dalam kitab suci.


YOHANES 1:1


ree

Tuhan telah memberikan jawaban yang sangat sederhana namun memang mungkin sangat sulit untuk dimengerti dan ditaati. Namun pertanyaannya, sudahkah kita sebagai makhluk ciptaanNya berusaha mengerti pikiran, perasaan, dan kehendak Sang Pencipta kita melalui Firman yang adalah Allah itu sendiri?

Mari kita sama-sama kenali, pahami, dan hidupi Firman Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sehingga kita dapat mengembalikan Kemuliaan Allah di muka bumi ini dengan menggunakan kehendak bebas yang telah dikaruniakan Allah pada kita. Menggunakan kehendak bebas yang benar bukan dengan melakukan apa saja yang kita mau, tetapi melakukan segala sesuatu yang baik, dan terus memperjuangkan kebenaran ilahi dalam kehidupan kita. Kebenaran ilahi adalah firman Allah itu sendiri, yang membebaskan kita dari belenggu dosa.

 
 
 

Comments


© 2019 Panen Inspiratio

bottom of page